Majalah Jakarta Barat – Suku Dinas Perpustakaan dan Arsip (Sudin Pusip) Jakarta Barat menggelar pameran bertajuk “Dari Mulut ke Arsip” yang berlangsung di Gedung Arsip dan Perpustakaan Jakarta Barat, Sabtu (14/9). Pameran ini menghadirkan konsep unik, yakni menghubungkan tradisi lisan masyarakat dengan dokumentasi arsip modern, sebagai upaya merawat jejak sejarah dan budaya lokal.
baca juga:Pergatsi DKI Jakarta Akan Majukan Gateball Lewat Turnamen Antarpelajar
Angkat Tradisi Lisan Jadi Arsip Berharga
Kepala Sudin Pusip Jakarta Barat menjelaskan, pameran ini bertujuan memperlihatkan bagaimana cerita rakyat, dongeng, dan kisah-kisah keseharian warga yang dulunya hanya diwariskan secara lisan, kini bisa didokumentasikan dalam bentuk arsip tertulis, foto, maupun audio visual.
“Banyak nilai sejarah dan kebijaksanaan lokal yang lahir dari tradisi tutur. Kami berupaya mengarsipkan itu agar tidak hilang ditelan zaman,” ujarnya.
Isi Pameran
Pameran “Dari Mulut ke Arsip” menampilkan beragam koleksi, antara lain:
-
Manuskrip kuno hasil alih media dari cerita rakyat Betawi.
-
Foto-foto lama komunitas masyarakat Jakarta Barat di era 1960–1980-an.
-
Rekaman audio wawancara tokoh masyarakat mengenai tradisi lokal.
-
Koleksi arsip pribadi warga yang sebelumnya tidak pernah dipublikasikan.
Selain itu, pengunjung juga dapat menyaksikan pemutaran film dokumenter pendek yang menyoroti proses transformasi tradisi lisan menjadi arsip.
Antusiasme Pengunjung
Sejak dibuka, pameran ini ramai dikunjungi pelajar, mahasiswa, hingga komunitas pecinta sejarah. Mereka mengaku mendapat pengalaman baru melihat bagaimana sebuah cerita yang biasanya hanya didengar bisa memiliki kekuatan besar saat diarsipkan.
“Rasanya seperti melihat cerita kakek-nenek saya ditulis dan dipamerkan di sini. Jadi lebih percaya bahwa tradisi lisan punya nilai penting,” kata Dewi (21), mahasiswa asal Grogol.
Edukasi Arsip untuk Generasi Muda
Selain pameran, Sudin Pusip juga menggelar workshop singkat tentang teknik mengarsipkan cerita lisan, mulai dari proses wawancara, penulisan transkrip, hingga penyimpanan digital. Harapannya, generasi muda bisa terlibat aktif dalam menyelamatkan memori kolektif masyarakat.
“Kami ingin anak muda tidak hanya menjadi penonton, tapi juga pelaku dalam menjaga sejarah melalui arsip,” tambah Kepala Sudin.
Dukungan Pemerintah Kota
Pemerintah Kota Jakarta Barat menyambut baik kegiatan ini sebagai inovasi literasi dan pelestarian budaya. Mereka berharap kegiatan serupa bisa digelar rutin di kecamatan maupun kelurahan agar lebih dekat dengan warga.
“Pameran ini membuktikan bahwa arsip bukan hanya dokumen kaku, melainkan hidup, karena berakar dari masyarakat sendiri,” ujar Wali Kota Jakarta Barat.
Penutup
Pameran “Dari Mulut ke Arsip” menjadi langkah nyata Sudin Pusip Jakarta Barat dalam menghubungkan masa lalu dengan masa kini